Jakarta, MPN – Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, mengundurkan diri dari jabatannya setelah gelombang demonstrasi yang terus membesar di negaranya. Pada Senin, 5 Agustus 2024, Hasina dilaporkan melarikan diri ke India bersama saudara perempuannya menggunakan helikopter militer. Keputusan ini terjadi setelah ribuan pengunjuk rasa menyerbu istana Perdana Menteri di Dhaka, menuntutnya untuk mundur.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

 

Protes ini bermula sebulan lalu setelah Pengadilan Tinggi Bangladesh memperkenalkan kembali sistem kuota pegawai negeri. Hasina telah memimpin Bangladesh selama 15 tahun, dan keputusannya untuk mengundurkan diri memicu peristiwa dramatis ini. Pemerintah memutuskan menyediakan 30 persen kuota pegawai negeri untuk keturunan veteran yang bertempur dalam perang kemerdekaan Bangladesh pada 1971. Mahasiswa yang meyakini tindakan ini sebagai anti-meritokrasi memimpin protes massal yang ditindak tegas oleh pihak berwenang. Lebih dari 200 pengunjuk rasa meninggal dunia pada Juli lalu akibat bentrokan dengan aparat keamanan.

 

Pada Minggu, 4 Agustus 2024, bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa yang menuntut Hasina mundur menyebabkan setidaknya 95 orang meninggal dunia. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam satu hari dari semua aksi protes di Bangladesh. Kematian ini memicu protes lebih lanjut yang menuntut pertanggungjawaban dan pemecatan Hasina.

 

Laporan pengunduran diri Hasina dikonfirmasi oleh tentara serta Pejabat Komisi Tinggi Bangladesh di Delhi, India. Saat ini, situasi di Bangladesh tetap tegang dan perhatian dunia terus mengawasi perkembangan lebih lanjut. (A I)