MAGELANG, MPN – Mayjen TNI Rano Maxim Adolf Tilaar resmi dilantik sebagai Gubernur Akademi Militer (Akmil) pada 2025. Penunjukan ini menandai babak baru kepemimpinan di lembaga pendidikan strategis TNI Angkatan Darat yang bertugas mencetak calon perwira profesional.
Putra terbaik Sulawesi Utara ini dikenal sebagai perwira disiplin, visioner, dan berintegritas tinggi. Karier militernya dimulai sejak lulus Akmil pada 1993 dan berkembang di satuan elite Kopassus serta intelijen TNI.
Rekam Jejak Karier Militer
Selama lebih dari tiga dekade pengabdian, Mayjen Rano menduduki berbagai jabatan strategis, di antaranya:
• Dan Unit Grup-2 Kopassus (1995)
• Danyon 33 Grup-3 Sandi Yudha Kopassus (2010)
• Dandim 1701/Jayapura (2012)
• Danrem 074/Warastratama Solo (2019)
• Danrem 052/Wijayakrama (2021)
• Wakapuspens TNI (2022)
• Kaskogartap I/Jakarta (2022)
• Dosen Lemhannas RI (2022–2025)
Ia juga berpengalaman dalam operasi penting, seperti Operasi Seroja Timor Timur (1995), operasi intelijen di Papua, hingga penugasan militer di Aceh.
Pengalaman Internasional
Mayjen Rano menempuh berbagai pelatihan pasukan khusus dan intelijen di luar negeri, antara lain Airborne US Jump Master, SAS Regiment Perth (Australia), Branch Defence Intelligence PNG, MI-6 Training London, dan Intel Exchange Manila (Filipina).
Pelantikan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi Utara yang melihatnya sebagai kebanggaan daerah. Dengan pengalaman lapangan dan keahlian pendidikan militer, ia diharapkan mampu membawa Akmil menjadi institusi modern yang adaptif terhadap perkembangan teknologi pertahanan.
“Wajah Mako Gartap Jaya 1 jadi lebih bagus dan memfasilitasi kebutuhan anggota garnisun,” kata seorang prajurit yang pernah bertugas di bawah kepemimpinannya, menyinggung keberhasilan Rano saat menjabat Kaskogartap I/Jakarta.
Sebagai pemimpin baru Akmil, Mayjen Rano dituntut membentuk calon perwira TNI yang tidak hanya tangguh secara taktis, tetapi juga menjunjung nilai Pancasila dan profesionalisme prajurit. (Red)