JAKARTA,Ā MPN – Pada Senin, 8 April 2024, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengambil tindakan tegas dengan meberikan sanksi pembebas tugasan Arie Febriant, seorang karyawan yang menjadi sorotan publik karena perilaku arogannya yang terjadi di jalan raya. Kejadian ini mencuat ke permukaan setelah video viral menunjukkan Arie meludahi pengendara lain sebagai respons terhadap teguran yang dilayangkan kepadanya.
Kasus ini bermula saat Arie Febriant memarkir mobilnya di tengah jalan di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Jumat, 5 April 2024. Tindakan tersebut menyebabkan kemacetan di area tersebut, mengganggu kelancaran lalu lintas. Saat seorang penumpang dari mobil lain mencoba menegurnya atas perilaku parkirnya yang mengganggu, Arie merespon dengan reaksi yang tidak pantas, yakni meludahi pengendara tersebut.
Video dari insiden ini kemudian menyebar luas di media sosial, menarik perhatian publik dan memicu reaksi negatif terhadap perilaku Arie. Pasca kejadian tersebut, PT KPI memberikan pernyataan resmi bahwa mereka telah membebas tugaskan Arie Febriant sebagai konsekuensi dari perilaku yang tidak mencerminkan standar etika dan tata nilai perusahaan.
Corporate Secretary PT KPI, Hermansyah Y Nasroen, menjelaskan bahwa pemberian sanksi tersebut dilakukan untuk memperlancar proses pemeriksaan dan memberikan sanksi yang sesuai dengan kebijakan perusahaan. Pihak Pertamina juga mengucapkan permohonan maaf atas kejadian ini, mengakui bahwa insiden ini telah menimbulkan ketidaknyamanan di masyarakat.
Peristiwa ini juga menjadi pengingat bagi seluruh pekerja Kilang Pertamina Internasional untuk menjaga perilaku yang beretika, menghormati tata nilai akhlak, serta menjaga kesopanan dan etika dalam berinteraksi di masyarakat. Hermansyah menegaskan bahwa Pertamina tidak akan mentolerir perilaku yang melanggar standar hukum dan etika yang berlaku.
Sementara itu, Arie Febriant sendiri telah menyampaikan permintaan maaf atas tindakannya yang tidak pantas tersebut. Dalam video permintaan maafnya, ia mengakui kesalahannya dalam memarkir mobil yang mengakibatkan kemacetan serta perilakunya yang tidak sopan dengan meludahi pengendara lain. Meski demikian, tindakan tersebut telah membawa dampak besar bagi kariernya, dengan sanksi yang diterima sebagai konsekuensi dari perbuatan yang dilakukannya.
Kasus ini juga menjadi pembelajaran bagi banyak orang mengenai pentingnya menghormati aturan lalu lintas, menjaga ketertiban di jalan raya, dan berperilaku dengan sopan dalam berinteraksi dengan sesama pengguna jalan. – (MG)




