SORONG – Penyuluh mulai membuka pertemuan dengan ibadah singkat di ruang pertemuan. Kemudian Penyuluh memberikan pertanyaan tentang apa itu Gereja? Atau apa yang dimaksud dengan Gereja. Penyuluh mengambil sumber buku dari Katekismus Gereja Katolik. Selanjutnya Penyuluh menjelaskan sesuai pemahaman St. Robertus Bellarminus, S.J. (1542 – 1621) salah seorang Doktor dalam Gereja Katolik mengajarkan Gereja ialah kumpulan manusia yang disatukan dengan pernyataan iman Kristen yang sama, dengan partisipasi di dalam sakramen yang sama, dan di bawah pimpinan imam yang sah, secara khusus dari Paus (Uskup Roma), satu-satunya perwakilan Kristus di dunia.
Penyuluh membacakan teks ini “Allah adalah Pencipta segala sesuatu, Sumber terang dan kebijaksanaan yang sejati, asal mula segala makhluk, curahkanlah seberkas cahaya-Mu untuk menembus kegelapan akal budiku. Ambillah dariku kegelapan ganda yang menyelimutiku sejak lahir, suatu ketidak-mengertian karena dosa dan ketidak-tahuan. Berilah kepadaku, pengertian yang tajam dan ingatan yang kuat dan kemampuan untuk memahami segala sesuatu dengan benar dan mendasar. Karuniakanlah kepadaku talenta untuk menjelaskan dengan tepat dan kemampuan untuk mengutarakannya dengan saksama, luwes dan menarik. Tunjukkanlah bagaimana aku memulainya, arahkanlah perkembangannya dan bantulah sampai kepada penyelesaiannya. Kumohon ini demi Yesus Kristus Tuhan kami. Amin”.
Penyuluh menjelaskan terkait Gereja berasal dari kata Yunani ‘Ekklesia’, atau dalam bahasa Ibrani ‘Qahal’. Artinya adalah kumpulan orang-orang atau komunitas untuk berdoa. Maka, Gereja adalah kumpulan jemaat dari orang-orang yang sudah dibaptis, yang disatukan dalam iman sejati yang satu, dalam liturgi dan sakramen-sakramen yang sama, di bawah otoritas Paus dan para uskup dalam persekutuan dengan Paus. Jadi, terdapat elemen kebersamaan, yaitu dalam hal iman, penyembahan dan sebagai satu kawanan. Karena itu, terdapat tiga elemen Gereja, yaitu iman, liturgi dan otoritas, yang meneruskan tiga misi Kristus, yaitu sebagai nabi, imam dan raja.
Penyuluh membuka ‘Katekismus Gereja Katolik’ menjelaskan: “Dalam pemakaian Kristen, “Gereja” berarti pertemuan liturgis (bdk. 1Kor 11:18; 14:19.28.34.35), tetapi juga jemaat setempat (bdk. 1Kor 1:2; 16:1) atau seluruh persekutuan kaum beriman (bdk. 1Kor 15:9; Gal 1:13, Flp 3:6). Ketiga pengertian ini tidak boleh dipisahkan satu dari yang lain. “Gereja” adalah umat yang Allah yang berhimpun di seluruh dunia. Ia terdiri dari jemaat-jemaat setempat dan menjadi nyata sebagai pertemuan liturgis, terutama sebagai pertemuan Ekaristi. Ia hidup dari Sabda dan dari Tubuh Kristus dan karenanya menjadi Tubuh Kristus
Gereja sebagai Tubuh Kristus karena merupakan kumpulan seluruh umat beriman, Gereja pada dasarnya bersifat universal, mencakup keseluruhan. Keseluruhan ini meliputi seluruh dunia, dan kurun waktu sejarah umat manusia. Kitab Suci Perjanjian Lama, bangsa Israel menjadi gambaran Gereja, karena Israel adalah umat atau bangsa pilihan Allah yang menyembah Allah. Sedangkan dalam Kitab Perjanjian Baru, Gereja – atau umat Israel yang baru—didirikan oleh Kristus sendiri, yaitu Gereja. St. Gregorius menjelaskan bahwa umat Allah terdiri dari kumpulan orang kudus di sepanjang sejarah manusia, baik sebelum masa hukum taurat, pada masa hukum taurat, maupun di bawah rahmat. Demikian pula, Gereja yang satu ini merupakan kumpulan umat beriman, baik yang kini berada di dunia ini (Gereja yang sedang berziarah), maupun yang berada di Api Penyucian (Gereja yang menderita) dan di Surga (Gereja yang jaya).
Konsili Vatikan II menyebut sejumlah gambaran untuk melukiskan Gereja: 1) sebagai kandang dan satu-satunya pintu yang harus dilalui adalah Kristus (lih. Yoh 10:10); 2) kawanan dengan Allah sendiri sebagai gembalanya (lih. Yes 40:11; Yeh 34:11), atau kawanan domba yang digembalakan oleh gembala-gembala manusiawi, dengan Yesus sendiri sebagai Gembala utama (Yoh 10:11; 1 Ptr 5:4); 3) tanaman atau ladang Allah (1Kor 3:9); 4) bangunan Allah (lih. 1Kor 3:9), yang diberi berbagai nama, yaitu rumah Allah (1Tim 3:15), tempat tinggal keluarga-Nya, kediaman Roh Kudus (Ef 2:19-22), kemah Allah di tengah manusia (Why 21:3) dan Kenisah Kudus. 5) Yerusalem yang turun dari atas, bunda kita (Gal 4:26, lih. Why 12:17), yaitu mempelai bagi Anak Domba yang tak bernoda (lih. Why 19:7; 21:2). (Penyuluh: Laurentius Reresi/Pelbagai Sumber Bacaan)