Bandung, MPN – Duka mendalam menyelimuti SMK Kesehatan Bandung Barat menyusul kepergian salah satu siswinya yang menjadi korban perundungan berkepanjangan. Tragedi ini mengungkap sisi kelam dari perilaku bullying yang terjadi di lingkungan sekolah.
Kronologi
Seorang siswi berinisial AN dilaporkan telah melakukan perundungan terhadap seorang teman sekelasnya, yang hanya kita sebut sebagai N, selama tiga tahun. Perilaku ini berlanjut tanpa henti, mulai dari ejekan verbal hingga tindakan fisik yang menyakitkan, yang pada akhirnya berkontribusi pada kematian N.
Kasus ini terkuak ke publik setelah beberapa teman N memutuskan untuk berbicara. Mereka mengungkapkan bahwa AN telah memulai aksi perundungannya sejak mereka memasuki tahun pertama di SMK tersebut.
Sebuah akun media sosial dengan nama @jissookkim menjadi pusat perhatian setelah memposting tentang kasus ini, menyerukan keadilan bagi N. Postingan tersebut turut menyertakan foto-foto yang memperlihatkan N dan AN, menggambarkan kontras antara korban dan pelaku.
Akibat perundungan yang berlangsung lama, N dilaporkan mengalami depresi yang parah. Seorang saksi mata menggambarkan N sebagai sosok yang ceria dan tanpa masalah, namun perlahan-lahan tergerus oleh rasa sakit yang ditahan selama bertahun-tahun. Keadaan ini memburuk hingga N harus dirawat di rumah sakit jiwa.
Salah satu teman N membagikan tangkapan layar percakapan WhatsApp yang menunjukkan perilaku AN, memberikan bukti lebih lanjut tentang tindakan perundungan yang terjadi.
Insiden ini membuka mata kita terhadap realitas perundungan yang bisa terjadi di mana saja, bahkan di lingkungan yang seharusnya aman bagi siswa. Ini adalah saatnya bagi kita semua untuk berintrospeksi dan mengambil langkah nyata dalam mencegah perundungan, demi menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih sehat dan mendukung.
Kita berduka atas kehilangan N dan berharap tragedi ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih proaktif dalam melindungi dan mendukung satu sama lain. Mari kita bersama-sama memerangi perundungan dan memastikan bahwa sekolah menjadi tempat yang aman bagi setiap siswa. (Azis)




