SORONG, MPN – Dugaan pekerjaan asal-asalan kembali mencuat dalam proyek talut sungai di Kali Mariat, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Setelah sebelumnya ambruk meski baru tiga bulan selesai dibangun, kini hasil perbaikan yang dilakukan justru memicu tanda tanya besar.
Pantauan media ini di lapangan menunjukkan, tembok penahan yang sebelumnya retak kini hanya ditambal dengan campuran semen seadanya. Tidak terlihat adanya pekerjaan penguatan struktur atau penggunaan besi tulangan sebagaimana standar konstruksi yang semestinya diterapkan pada bangunan penahan tanah.
Kondisi itu membuat warga mempertanyakan keseriusan pihak pelaksana dalam menangani proyek yang dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2025.
“Kalau cuma ditambal begini, sebentar lagi pasti rusak lagi. Ini bukan perbaikan, tapi cuma nutupi kerusakan,” ujar salah satu warga di sekitar lokasi dengan nada kecewa.
Wartawan media ini telah berupaya meminta klarifikasi langsung kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut. Namun upaya konfirmasi itu tidak membuahkan hasil. Pesan dan panggilan yang dikirim wartawan tidak lagi mendapat respons dari pihak yang bersangkutan.
Tak berhenti di situ, media ini juga mendatangi kantor Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Barat di Kilometer 10, Kota Sorong. Sayangnya, kantor tersebut tampak tertutup. Berdasarkan keterangan warga sekitar, kantor BWS Papua Barat diduga telah pindah lokasi, meski tidak terdapat pemberitahuan resmi di tempat tersebut. Sementara itu, upaya konfirmasi melalui pesan WhatsApp kepada pihak BWS Papua Barat juga telah dilakukan, namun hingga berita ini diterbitkan belum mendapat tanggapan.
Sementara itu, Kepala BWS Papua Barat, Wempi Nauw, dikutip dari keterangan yang dimuat dalam salah satu media berita online pada 5 Oktober 2025, menegaskan bahwa retakan dan patahan pada talut Sungai Mariat bukan disebabkan oleh kelalaian pekerjaan, melainkan akibat tekanan banjir ekstrem yang terjadi saat beton belum mencapai usia ideal 28 hari. Pernyataan ini disampaikan sebagai klarifikasi atas munculnya isu kerusakan dini di lapangan, sekaligus menyayangkan tindakan wartawan yang menurutnya tidak melakukan konfirmasi terlebih dahulu.
Sikap tertutup pihak terkait ini menimbulkan kecurigaan publik terhadap transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan proyek yang menggunakan dana negara tersebut. Warga berharap BWS Papua Barat Daya bersama instansi pengawasan proyek segera turun ke lapangan untuk meninjau ulang kualitas pekerjaan agar tidak menimbulkan kerugian lebih besar di kemudian hari.
Media ini tetap berupaya memperoleh klarifikasi lanjutan dari pihak PPK dan BWS Papua Barat Daya terkait pelaksanaan perbaikan talut Kali Mariat. Tanggapan resmi akan dimuat segera setelah diperoleh. (Mel)