Oleh
Adelina Menufandu1, Christin Heipon2, Deby Vivi Iventi Hor3, Efendy Kadadi4, Ratna Suryanti5, Sonya Y. Noya6
Sorong, MPN – Pendidikan adalah investasi utama bagi penerus bangsa, namun hingga saat ini pendidikan di Papua masih mengalami berbagai problematika, khususnya bagi peserta didik usia remaja di Papua. Pendidikan menurut KBBI dalam Wikipedia adalah proses untuk membentuk dan mempengaruhi kepribadian individu melalui upaya yang sadar dan terencana. Dalam Depdiknas juga menjelaskan tentang pendidikan, dimana pendidikan mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan kemampuan berpikir logis, analistis, sistematis, kritis dan kreatif agar mampu bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Arah pendidikan bukan hanya sekedar menciptakan manusia yang cerdas, namun membentuk kepribadian seseorang. Penting bagi para pendidik mengetahui kepribadian peserta didiknya. Menurut Koentjaraningrat, kepribadian adalah karakteristik seseorang yang dilandasi atas dasar watak dengan menunjukan secara konsisten dan konsekuen, sehingga keadaan ini mendorong seorang individu memiliki suatu identitas yang khas dan berbeda dari individu-individu lainnya. Beberapa data dari berbagai sumber yang menunjukkan sebagian permasalahan yang terjadi terhadap kepribadian remaja beserta alternatif solusinya, diantaranya adalah yang pertama, dalam Kompas yang ditulis oleh Fabio Maria Costa Lopes pada tahun 2021, fakta yang terungkap bahwa Sekitar 50 persen dari total 104 pengguna narkoba yang dirawat di Badan Narkotika Nasional Provinsi Papua sepanjang tahun 2021 berusia 12-18 tahun. Temuan ini terungkap di tiga daerah yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Mimika. Fakta tersebut menunjukkan bahwa pemerintah tidak bisa bergerak sendiri dan masih perlu mendapatkan dukungan dari masyarakat. Salah satu akibat dari pergaulan bebas adalah remaja mulai mengkonsumsi obat terlarang. Pergaulan bebas membawa angka pernikahan dini menjadi meningkatnya pelecehan seksual, dan dampak psikis, fisik dan tekanan sosial dan sebagai alternatif solusinya adalah memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang rumah ramah remaja sebagai tempat untuk curhat, diskusi dan konsultasi konseling tentang permasalahan yang dihadapi anak. Pengabdian ini sebagai salah satu bentuk tridharma pendidikan yang dilakukan sebagai wujud penanganan awal pada masalah narkoba dan pergaulan bebas pada anak dan remaja di perbatasan Papua dan Papua Nugini. Mitra pengabdian ini telah dilakukan oleh para remaja di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.


