JAKARTA, MPN — Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) resmi menutup kerja sama dengan pelatih Shin Tae-yong dan Patrick Mugele setelah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap hasil kualifikasi terakhir tim nasional.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahwa penghentian kontrak dilakukan atas dasar kesepakatan bersama, dan kini federasi memilih untuk fokus melangkah ke depan.
“Yang namanya Coach Shin Tae-yong dan tentu Coach Patrick sudah menjadi bagian masa lalu. Kami move on,” tegas Erick.
Erick menyampaikan apresiasi atas dedikasi dan kontribusi keduanya selama menangani timnas, namun menekankan bahwa PSSI kini tengah mencari sosok pelatih yang mampu membawa tim melangkah lebih jauh dan berprestasi lebih tinggi.
Proses pencarian pelatih baru akan dilakukan secara terukur dan transparan melalui mekanisme resmi di Badan Tim Nasional (BTN). BTN akan melakukan pencarian dan evaluasi kandidat, kemudian hasilnya akan diserahkan kepada Ketua Umum untuk dibahas dan diputuskan bersama dalam Rapat Komite Eksekutif (Exco).
Direktur Teknik PSSI, Alex, menjelaskan bahwa profil pelatih yang dicari tidak terikat kebangsaan, namun harus memenuhi empat pilar strategis yang selaras dengan Visi 2030 PSSI, yakni membangun fondasi kuat menuju kualifikasi Piala Dunia.
Empat Pilar Strategis PSSI untuk Pelatih Baru
• Kepemimpinan Strategis (Strategic Leadership)
Pelatih harus memiliki kemampuan merancang program jangka panjang yang mendukung arah pengembangan sepak bola nasional.
• Proven Track Record Jangka Pendek
Mampu menunjukkan hasil konkret dalam waktu singkat, terutama di turnamen bergengsi seperti Piala Asia (AFC Cup).
• Koneksi dengan Komunitas
Sosok pelatih harus mampu berinteraksi dengan penggemar, memahami karakter dan identitas Indonesia, serta menularkan gairah dan intensitas positif dalam tim.
• Sistem yang Sinkron
Pelatih tim senior wajib berkomitmen selaras dengan program pembinaan usia muda (U-17, U-20, U-23) agar tercipta benang merah pengembangan sepak bola nasional.
“Pencarian kami independen dari kebangsaan (independent from the nationality),” jelas Alex.
“Kami mencari profil yang tepat, yang cocok dengan karakter Indonesia dan selaras dengan visi kami. Formasi itu hal sekunder; yang utama adalah bagaimana memaksimalkan kualitas pemain.”
PSSI menegaskan bahwa proses seleksi pelatih kali ini bukan hanya mencari sosok dengan nama besar, tetapi figur yang memahami ekosistem dan budaya sepak bola Indonesia secara menyeluruh.
Langkah ini menjadi bagian dari transformasi jangka panjang menuju PSSI Visi 2030, di mana sepak bola Indonesia diharapkan dapat berdiri sejajar dengan kekuatan besar Asia dan menembus kualifikasi Piala Dunia secara konsisten. (Niko)