MetroPapua News, Jakarta
Eskalasi ketegangan di Timur Tengah memicu kecaman global menyusul runtuhnya perundingan damai di Kairo, yang berujung pada serangan militer Israel terhadap Rafah dan serangan balasan dari Hamas.
Perundingan Damai yang Berujung Sia-sia
Dalam upaya mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan, Israel dan Hamas mengadakan perundingan di Kairo. Namun, harapan tersebut kandas seiring kegagalan kedua pihak mencapai kesepakatan. Perundingan yang difasilitasi oleh Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir ini berakhir tanpa hasil, meninggalkan masa depan wilayah tersebut dalam ketidakpastian.
Serangan Israel: Tindakan atau Provokasi?
Menanggapi kegagalan perundingan, Israel melancarkan serangan ke Rafah, menargetkan infrastruktur dan lokasi strategis. Serangan ini tidak hanya menyebabkan kerusakan signifikan tetapi juga memaksa ribuan warga sipil mengungsi. Israel mengklaim serangan ini sebagai langkah defensif terhadap ancaman keamanan dari Gaza.
Hamas Menanggapi dengan Kekuatan
Sebagai tanggapan, Hamas meluncurkan serangan roket ke wilayah Israel. Serangan ini merupakan respons terhadap tindakan militer Israel dan blokade yang telah berlangsung lama di Gaza. Hamas menegaskan komitmen mereka untuk melawan hingga tuntutan mereka dipenuhi.
Dunia Bereaksi terhadap Eskalasi Kekerasan
Negara-negara di seluruh dunia bereaksi terhadap eskalasi kekerasan ini. Beberapa mengecam serangan Israel, mendesak penghentian aksi militer. Sementara itu, lainnya mengkritik serangan roket Hamas, menyerukan kedua belah pihak untuk kembali ke meja perundingan.
Baca Juga: Mesir mengungkapkan faktor KunciĀ Hamas dan Israel Untuk Capai Kesepakatan Gencatan Senjata
PBB telah mengadakan sidang darurat, dengan Sekretaris Jenderal menyerukan kedua belah pihak untuk menahan diri dan menghindari tindakan yang dapat memperburuk konflik. Komunitas internasional terus memantau situasi, berharap akan ada solusi damai yang dapat mengakhiri penderitaan yang berkepanjangan.
Sementara itu, ada usaha untuk memperpanjang gencatan senjata sementara di Gaza, termasuk pembebasan sandera dan seruan untuk solusi dua negara oleh Uni Eropa dan negara-negara Arab. Namun, situasi tetap dinamis dan berubah-ubah, dengan komunitas internasional yang terus berharap akan ada kemajuan menuju solusi damai. (A/I)



